Senin, 06 Juli 2020

Novel Romantis 2020 - Dwilogi Ekspektasi Realita


Hai, Pembaca Novel Romantis!

Kisah cinta selalu memiliki cerita yang asyik untuk diikuti, terutama oleh kalian sebagai sekte baperan. Cerita romantis selalu punya tempat tersendiri dalam hati kita, para pecinta romansa yang tidak pernah tahan dengan ke-uwu-an. Hihihi.

Nah, Kawan. Izinkan aku memperkenalkan kepadamu duo novel romantis yang baru saja menjadi saudara kembar dengan jarak tiga tahun ini. Hihi, mana ada kembar jarak tiga tahun? Well, anyway, check these out!

 

The first one is Arakan Awan Berpelangi.

Serial pertama dwilogi Ekpektasi Realita, Arakan Awan Berpelangi ini menceritakan tentang kisah cinta antara penulis skenario film dan sutradara film yang sama. Kedekatan mereka berawal dari produser yang selalu menentang ide dari penulis skenario mengenai jalan cerita film yang akan mereka angkat, sementara sang sutradara selalu memiliki jalan pikiran yang sama dengan sang penulis skenario. Sebab, mereka mengerti konsep estetika film, sementara si produser hanya memikirkan selera pasar. Dan, sang sutradara mampu menjelaskan konsep estetika dengan lebih gamblang daripada si penulis. Jadilah mereka sering bertemu untuk mengikat cinta yang perlahan ada di antara mereka, didukung dengan kekosongan hati serta kesamaan kisah mereka yang gagal atas hubungan cinta sebelumnya. Semua berjalan sempurna hingga suatu konflik menghadang hubungan mereka. Setelah film launching, si gadis yang merupakan penulis skenario film meninggalkan komunitas film demi berkonsentrasi pada kuliahnya, sementara si pemuda yang masih menjadi sutradara film. Kesibukan dari tiap-tiap pihak itu tidak mengubah apa pun, hingga pada suatu hari ....

Si gadis bergabung dengan tim filmmaker yang lain. Keberadaannya di sana adalah sebagai aktris film romantis yang harus meleburkan diri pada aktor dalam sebuah kisah cinta di dalam frame film. Chemistry yang dibutuhkan sutradara mengantarkan perasaan si gadis pada cinta sebatas kulit. Ia tiba-tiba jatuh cinta pada sang aktor lawan mainnya hanya karena ketampanan. Sementara si pemuda sutradara pada komunitas film yang masih tercatat sebagai kekasih si gadis, terjebak konspirasi kotor yang membuatnya terpaksa harus menjalin kisah cinta dengan mantan kekasihnya.

Dua perselingkuhan atas nama produksi film dalam tim filmmaker yang berbeda. Hubungan bisa dikatakan kuat atau lemah itu bergantung pada keadaan cinta itu sendiri. Dan, poin yang paling penting adalah kisah cinta ini pada tataran ekspektasi.

 

Then, the second one is Ayun Daun Berembun.

Kisah ini menceritakan tentang penulis Arakan Awan Berpelangi dengan kekasihnya, si penulis skenario film yang telah diceritakan dalam sekuel novel sebelumnya. Serial kedua dwilogi Ekspektasi Realita ini menceritakan segala hal yang sebenarnya terjadi di dunia nyata selagi novel Arakan Awan Berpelangi ditulis. Bahwa, yang sebenarnya terjadi adalah penulis Arakan Awan Berpelangi-lah yang merupakan selingkuhan dari si penulis skenario film. Tujuan awal berkencan hanyalah sebagai energi jatuh cinta demi penulisan novel dengan rasa natural. Kemudian mereka terjebak perasaan cinta itu sendiri karena tiba-tiba tujuan berkencan itu mulai berbeda.

Tiba akhirnya si penulis skenario itu putus dari kekasihnya yang membuat cinta penulis novel dan penulis skenario film ini menjadi kuat yang membuat mereka bukan lagi sebagai selingkuhan.

Ada dua kesadaran dalam novel Ayun Daun Berembun. Beberapa fakta mungkin akan saling berbenturan antara dua kesadaran itu, maka pembaca harus sudah benar-benar membaca dan memahami alur Arakan Awan Berpelangi untuk bisa menemukan benang merah dari seluruh kejadian itu. Di sinilah letak poin realita pada novel Ayun Daun Berembun yang mengusung realita sudut pandang pada teknik penceritaan sebagaimana kalian berusaha memahami kehidupan yang rumit dipahami ini.

 

Ringkasan:

Arakan Awan Berpelangi adalah cerita di balik produksi film

Ayun Daun Berembun merupakan cerita di balik penulisan novel

 

Hubungi penulis

082322472782 – WhatsApp

Shelvia – Facebook

@shelvia14 – Instagram

Celoteh Vi – YouTube


Senin, 14 Mei 2018

14 Mei 1996

Senandung lirih menenangkan si jabang bayi dalam pelukan seorang perempuan muda yang masih terengah dalam sisa juang
Bocah kecil menari-nari senang di pinggir ranjang dan berjingkat-jingkat melihat makhluk baru yang akan menemani masa-masa riang
Pria dewasa di ambang pintu tersenyum menghampiri perempuannya dengan kelegaan dan rasa syukur luar biasa tuntas dalam ruang
Kedut bibir dan mata membahagiakan ketiga lingkaran yang menaungi dan memberi berkas janji-janji masa depan pada si jabang

Pada subuh yang terpilih
Tuhan membisik lirih
Meski ruangan tetap hening
Si jabang bayi mendengar takzim:

"Sang penulis telah lahir."

Selasa, 03 April 2018

Pekat Rindu



Menapak kelam waktu
Kueja salam kepak kelelawar
Yang kelaparan akan pertemuan
Sayap ringkih mengembara
Mencarimu di sudut-sudut kegelapan rasa
Di semak-semak harapan
Di antara daun-daun do’a

Ia menukik, kembali ke sarang
Dengan gejolak cekam belenggu
Menghampiriku yang tercambuk pilu

Sayapnya terluka
Oleh rasa lapar yang mendahaga
Akan dada tempat berpulang
Saat resah maupun lapang.
Tegakah kau membiarkannya binasa?

Sabtu, 03 Maret 2018

Rintih Rintik

Oleh: Shelvia


Setetes air bercerita padaku tentang

perjalanan yang seperti lingkar kentang

Sejarah bulir saling mengejar

antar dedaunan berjajar

di sini, seabad lalu
ketika hutan hujan tropis masih bertalu

Reinkarnasi bilur tergugu pilu
waktu siku berbentur pelitur
membelenggu deru
jatuh di pantul daun
yang akarnya terpaku di pot ungu

Setetes air menunjuk pot itu
Matanya sayu menatapku
Katanya, “Aku pernah bercumbu, setahun yang lalu.”

Sabtu, 03 Februari 2018

Keringat di Balik Denting Gelas

Oleh: Shelvia



embus bualan dan tikaman kicau menjelma di bibirmu
mengundang debarku yang berang
atas lahan subur yang kau sulap tandus
dengan manipulasi duniawi
kau ganti kesejukan dengan kesesakan

kicau ganti rugi kau agungkan
bualan relokasi kau gaungkan
hingga saat udara kian mencekik
kau dentingkan gelas pestamu dengan ringkik

sementara mereka dalam ketidakpastian menyeka keringat berkali-kali