embus bualan dan tikaman
kicau menjelma di bibirmu
mengundang debarku yang
berang
atas lahan subur yang kau
sulap tandus
dengan manipulasi duniawi
kau ganti kesejukan dengan kesesakan
kicau ganti rugi kau
agungkan
bualan relokasi kau gaungkan
hingga saat udara kian
mencekik
kau dentingkan gelas pestamu
dengan ringkik
sementara mereka dalam
ketidakpastian menyeka keringat berkali-kali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar